Saat rintik hujan membasahi wajahku
terbayang senyum kedamaian-Mu
seakan kau memanggil-panggil diriku
untuk merasakan Dhamma-Mu
Saat kegelapan datang menerkam diriku
tak seorang pun menampung tangis derasku
seakan kau berujar lembut padaku
untuk merasakan Dhamma-Mu
Meskipun jejak-Mu tak terlacak lagi
dan dunia mulai melupakan diri-Mu
beribu tahun sudah sejak kau pergi
tetap kurasakan kasih sayang-Mu
Penuh tanha, dukkha dan avijja
ku berkelana di dunia samsara
arungi miliaran kappa telah berlalu
untuk merasakan Dhamma-Mu
Api berkobar laksana sang surya
di setiap dendam dan benci
akan padam perlahan dan pasti
saat ku merasakan Dhamma-Nya
Dhamma-Mu membuatku bahagia dan damai
Tiada embun dunia sesegar itu
semoga aku terlahir kembali
untuk merasakan Dhamma-Mu
(©atimus200316)
terbayang senyum kedamaian-Mu
seakan kau memanggil-panggil diriku
untuk merasakan Dhamma-Mu
Saat kegelapan datang menerkam diriku
tak seorang pun menampung tangis derasku
seakan kau berujar lembut padaku
untuk merasakan Dhamma-Mu
Meskipun jejak-Mu tak terlacak lagi
dan dunia mulai melupakan diri-Mu
beribu tahun sudah sejak kau pergi
tetap kurasakan kasih sayang-Mu
Penuh tanha, dukkha dan avijja
ku berkelana di dunia samsara
arungi miliaran kappa telah berlalu
untuk merasakan Dhamma-Mu
Api berkobar laksana sang surya
di setiap dendam dan benci
akan padam perlahan dan pasti
saat ku merasakan Dhamma-Nya
Dhamma-Mu membuatku bahagia dan damai
Tiada embun dunia sesegar itu
semoga aku terlahir kembali
untuk merasakan Dhamma-Mu
(©atimus200316)