Langit mulai berwarna jingga,
bertemankan bintang kejora,
saat Kau daki Gijjhakuta,
untuk selami kesunyiannya.
Saat di atas Gijjhakuta,
Kau memberikan embun Dhamma,
untuk mereka yang dahaga,
untuk merasakan Sunyata.
Langit telah gelap gulita,
bertemankan Bulan purnama,
saat Kau mengajarkan Dhamma,
untuk para dewa dan manussa.
Saat di atas Gijjhakuta,
Kau tabur benih-benih Dhamma,
saat siang maupun senja,
demi kasih kepada dunia.
(©atimus040425)